Kisah Sukses Ibu Leony Pemilik Bukit Air Resto dan Azkasyah
Story Great Life…Mempunyai nama lengkap Leony A.S lulusan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, IPB pada tahun 1999. Memutuskan untuk memilih IPB karena biaya kuliah yang cukup murah hanya 240 ribu rupiah per semester. Pada tingkat tiga beliau memutuskan untuk menikah alhasil setelah lulus pun sudah mempunyai baby. Setelah lulus kuliah beliau pun melamar pekerjaan namun tidak juga mendapat panggilan karna pihak perusahaan tahu kalau sudah mempunyai anak. Hal ini membuat ibu Leony bertekad ( untuk kerja di bank ) suatu hari mereka ( pihak bank) yang akan melamar beliau untuk bekerja, katanya.
Sebenarnya suami beliau yang awalnya suka membuka usaha semenjak bujangan walaupun masih status karyawan pada salah satu perusahaan swasta. Suaminya pernah berjualan punya toko grosir telor, pertanian katuk, cabai,barang antik sampai dengan peternakan sapi namun gagal semua habis bangkrut penyebabnya, bisnis Ikut – ikutan teman ( tidak sesuai passion ), mau langsung Auto pilot diserahin dengan orang lain yang kurang amanah dan lainnya. ujar beliau.
Pada tahun 2001, suatu hari suami beliau menyodorkan tabloid peluang kepada bu Leony. Isinya tentang busana muslim yang saat itu sedang ngetrend. Tahu karna istrinya suka dengan bidang fashion menjadi salah satu alasan mengapa tabloid itu diberikan kepada bu Leony. langkah awal yang dilakukan ibu Leony adalah dengan melihat tabungan, saat itu ada lima juta dalam tabungan, ujar beliau. Digunakan untuk berkeliling kota hanya untuk tahu apa itu bisnis busana muslim.
“Keliling – keliling kota Cirebon, Tasik, Bandung dan Jakarta hanya untuk MENCARI TAHU apa sih bisnis busana muslim??? Kalau sekarang mungkit sudah dibantu dengan teknologi internet jadi tidak peru repot – repot untuk berkeliling, tapi poin plusnya dengan kita mencari tau datang ke pasar, ke pameran, ketemu dengan orang- orang sukses di bisnis kita.Baca buku majalah tentang bisnis yang kita sukai manfaatnya sama seperti kita membuat PETA disaat kita mau mendaki gunung. Kita bisa menghindari kesalahan – kesalahan mereka dan kita tinggal mengikuti Short Way / cara sukses mereka lebih cepat.Dengan menambahkan ciri khas kita. saya sempatkan juga tahun 2002 dateng ke Tokoh yg sukses produsen busana muslim
1. Di Bandung saya bertemu Bapak Ipung pemilik koko Al azhar dan Mirzani, Yashifani
2. Di Jakarta bertemu dengan ibu Nafisah pemilik koko Gunung Jati
Mereka sangat terbuka dengan ilmu- ilmunya sampai rahasia suplier saja diberi tahu. Mereka sangat detail dengan bisnisnya kalau debat sama tukang bordir mereka lebih pintar daripada tukang bordirnya, ujar beliau. Lalu beliau juga menambahkan jika kita sudah tahu :
1. TAHU MAU BISNIS APA
2. PUNYA PETA
Langkah selanjutnya kita langsung Action degan ilmu & modal seadanya.
saya awalnya belanja ke tanah abang lalu dijualin ke pengajian – pengajian seperti biasa diutangin .. ditipu.. biasa. Saya juga rajin ikut bazaar digedung2 perkantoran di Jakarta, kayaknya hampir semua gedung pernah saya ikutin sampai pernah suatu hari saya pameran di RSPAD Gatot Subroto, naik kereta api gotong – gotong barang dibantu 1 SPG. Tiba – tiba pas sedangan bazar di halaman RS hujan besar & banjir sedengkul, miris nggak ada yg beli. Karena kecapean saya kencing darah, saya ke IGD sendirian.
Pernah juga saya partneran dengan tetangga, dia orang padang tp sangat percaya primbon jawa (bukan sara tapi unik) waktu mau bazar dia bilang kalau Selasa Wage dia bisa kenal sial, bener saja dijalan mobil kita ditabrak, dia marah2 menyesali kenapa ikut sm sy bazar padahal itukan LOA ya hehehhe..
Tahun 2002 2003 beliau dipinjamin toko kecil di daerah Tajur Bogor. Memulai buka tailor kecil -kecilan karyawan mulai 4 orang sampai 7 orang tukang jahit dan tukang potong dan bordir. Omzet toko dalam setahun lumayan naik pesat sebulan bisa 60jt (tahun 2000an segitu lumayan banget)
Meskipun sudah mengalami perkembangan yang pesat akan tetapi hal ini membuat sosok ibu leony menjadi tidak menikmati bisnis lagi karena kondisinya waktu itu ; Karyawan akhlaknya kurang bagus,tidak ada aturan main (bulan puasa makan seenaknya, tidak disiplin, cuti semaunya, keluar masuk, kasbon, dll).Sering kena marah konsumen karena jahitan yang tidak sesuai, Cape stress sendiri,one women show,belanja kita sendiri, jualan kita sendiri, tidak ada manajemen apalagi struktur organisasi, sistem, laporan keuangan boro2.
Hasilnya .. alhamdulillah karyawan dibajak sahabat sendiri.. dan 2004 bangkrut, Mesin dijualin pindah ke rumah lagi di Ciomas. “Saya tidak mau cita – cita bisnis saya membuat keluarga menderita”. Akhirnya saya ketemu dengan ustd. Nurcahyo dan beberapa orang yg lebih sukses. saya cerita tentang kondisi saya”
Mereka memberi masukan : Saya meyakini istilah “Bisnis itu harus Siap Gagal”.. oleh krn itu Tuhan memberikan Gagal pada kita padahal sekecil apapun “Bisnis harus Siap Sukses” .. artinya yaa bikin aturan manajemen yg rapi.. pencatatannya dirapihin.. uang pribadi & perusahaan dipisah.
Bisnis itu jahat harus banyak strategi, kalau sama suku ini harus begini sama suku itu harus begitu taktiknya. Walhasil kalau kita berpikir bisnis itu Jahat .. maka Allah akan mendekatkan dengan bisnis yg sulit, transaksi yg seret, cara nanganinnya yaa dirubah cara pandang tentang bisnis bahwa Bisnis itu baik . Bisnis itu ladang ibadah.
Di persimpangan jalan kebangkrutan .. di tengah orang – orang terdekat kita diminta untuk berenti..Dan orang- orang bilang “Tuuh kan aku bilang juga apa..”
saya memilih untuk MENERUSKAN.. BANGKIT. Dengan modal garasi rumah ditutup triplek beli mesin bekas 1 buah karyawan baru 1 org penjahit dan 1 org setrika.Saya ikut banyak pelatihan.saya juga merapat ke Dinas Pemerintah, Disperindag, Dinas koperasi, Dinas Pariwisata, Dekranas, JICA Jepang, Apindo, ILO, YDBA Astra dll dkk .. gabung juga dengan komunitas – komunitas Warung Bisnis.Hasilnya sering dapat seminar, pameran dlm negeri luar negri, bantuan mesin (dari jepang), pameran dikota-kota besar sel uruh Indonesia, pameran ke Malaysia, Singapur, Cina. Gratis dibayarin pemerintah. sekalian nemenin pejabat2nya jalan2.. hehe. Ujar beliau.
Dapat bantuan Konsultasi & sertifikasi ISO 9000:2001 padahal msh UKM Saat itu tahun 2006 2007 saya ketemu SISTEM KEAGENAN jadi disetiap ikut pameran semua pengunjung ditawarin jadi agen.Saya juga ikut pelatihan Trend Forcasting dr IFW pelatihan dimana- mana dari Action Coach, Tung Dasem Waringin hingga ke Jepang.
Banyak banget berserakan bantuan – bantuan untuk kita dari Allah tinggal kita mau tidak untuk mungutinnya alias jemput bola. Saya juga baru ketemu konsep konveksi baju masal dengan sulam tangan karen saya melihat banyak sekali ibu – ibu sekitar rumah yg mereka perlu untuk berpenghasilan tanpa keluar rumah .Dari hanya 4 orang penyulam alhamdulillah sekarag menjadi 500 orang di desa – desa sekitar Bogor.Terbetuk 26 kelompok sulitnya mita ampun menjalankan ISO 9001: 2008 bareng ibu2 yang maaf pendidikannya rendah, tapi seru.
Tahun 2009 suami saya berhasil saya rayu untuk resign dari kerja karena dia sudah dzolim sama kantornya karna sering bolos. Dia juga ngalamin post power syndrom selama 1 tahun, sakit dan sedih berkepanjangan karena ternyata dia tidak cocok di bisnis fashion, dia tidak punya teman dan tiba – tiba tanggung jawabnya besar tidak bisa nyantai kayak orang kerja kantoran tinggal nunggu gaji saja.
Alhamdulillah pulih thn 2010 ketika kami berangkat haji.. Alhamdulillah di sana saya melihat suami saya sangat khusyuk minta usaha yg bisa kerja sama sama papah saya (mertua dia)
alhamdulillaah jawaban Allah : Bukit Air Resto…
Bisnis resto ini sama sekali tanpa dasar apa – apa.Kecuali hanya Doa. Suatu hari saya main ke restoran Rumah Air resto.. ketemu dengan tukang bikin saung- saungnya.Dia kami minta untuk bangunin saung ditanah kami, ternyata sebulan sudah jadi. Walhasil kami bingung ini restoran segede ini mau diapain karena saya juga tidak pinter masak. Alhamdulillah ketemu manajer restoran sunda yg bangkrut, kami dibangun dari manajemen hingga untuk masak nya
Kalau Bukit Air resto bisa sebaik ini tidak lain karena doa ortu saya. Saya berani “selingkuh” bisnis baru setelah 10 tahun bisnis Azkasyah. Saya percaya sekali dengan konsep FOKUS dan MENJADI AHLI di bidangnya, kata ibu Leony.
Baca Juga :
Cara mudah berbisnis ala ibu rumah tangga
Dian Deliana – Manisnya Bisnis Mahar Pernikahan
Foto by Bisnis dot com
1 thought on “Kisah Sukses Ibu Leony Pemilik Bukit Air Resto dan Azkasyah”