Subiakto (Praktisi Branding) – Apa itu Positioning Via Added Value
Selamat Pagi Ibu Cerdas, di artikel TOKOH kita kali ini Pak Subiakto, beliau adalah praktisi di dunia branding. Artikel ini akan membahas tentang Apa itu Positioning Via Added Value. Artikel ini didapatkan dari Group Rumah UKM. Semoga Ibu Cerdas bisa mendapatkan Ide dan insight ya….
1. Brand adalah merek yang telah menjalin ikatan EMOSI dengan konsumennya. Kalau sebuah MEREK sudah punya pelanggan maka dia jadi BRAND. Ilmu Selling menghasilkan pembeli. Ilmu Branding menghasilkan pelanggan.
Misalnya saya bikin PRODUK. Produk saya memberi manfaat yang bisa dirasakan secara fisik. Lalu saya kasih MEREK sebagai nama produk. Saya buatin LOGO sebagai tanda atas manfaat produknya. Jadi kalau konsumen melihat MEREK dan LOGO itu dia bisa yakin bakal dapat manfaat fisiknya.
Contoh: PRODUK saya ayam goreng tepung. Manfaatnya enak dan mengenyangkan. Saya kasih merek KENTUCKY. Saya buatin logo KFC. Jadi, kalau calon pembeli melihat MEREK dan LOGO KFC maka dia akan yakin bakal mendapat ayam goreng tepung yang enak dan mengenyangkan.
Contoh lain; Gudeg Yu Djum itu gak punya MEREK dan LOGO. Seperti bayu baru lahir belum dikasih nama maka dikasih nama IBUNYA oleh perawat.
Demikian juga dengan gudeg tanpa merek itu dikasih nama IBUNYA oleh konsumennya. Nama ibunya Yu Djum, maka jadilah Gudeg Yu Djum. Karena gigitan pertamanya enak maka merek Yu Djum berproses menjadi BRAND.
Silahkan ganti produk, merek dan logo yang anda punya. Kalau sudah baru kita belajar membuatnya menjadi BRAND.
2. Sebelum membuat produk kenali dulu kategorinya dipasar. Karena pasar sudah membentuk kategorinya.
Misalnya market Kategori SKM, Susu Kental Manis. Market category awalnya adalah SUSU. Lalu ada yang melakukan inovasi menciptakan market category baru yakni SUSU KENTAL. Lalu ada yang melakukan inovasi menciptakan market category baru yakni SUSU KENTAL MANIS. Jadi SKM itu market category level 3 melalui 2x inovasi kategori baru.
Misalnya; KFC masuk kategori pasar AYAM GORENG. KFC membuat innovasi menciptakan kategori baru AYAM GORENG TEPUNG. Karena KFC menjadi satu-satunya di kategori baru itu maka pembeli dipaksa menjadi pelanggan. Maka KFC menjadi BRAND. Dan KFC pun menjadi market leader disitu.
3. Memilih market kategori diawali dengan memilih DNA produk anda.
Misalnya ABON LELE, mau masuk pasar ABON. Atau mau masuk pasar LELE ? Abon yang terbuat dari LELE atau LELE dalam bentuk ABON ? Kira-kira lebih besar pasar ABON atau pasar LELE? Apakah ABON itu MUST HAVE atau NICE HAVE ? Apakah LELE it MUST HAVE atau NICE HAVE?. Kalau NICE TO HAVE harus dirubah menjadi MUST HAVE. Ini baru mengolah manfaat produk anda.
Yang bikin laku adalah kemampuan anda mengubahnya dari NICE TO HAVE menjadi MUST HAVE. Abon itu termasuk makanan PPPK di rumah. Pertolongan Pertama Pada Kelaparan (hahahah). Harus ada di rumah untuk jaga-jaga kalau kehabisan lauk. Lele itu protein hewani paling tinggi yang sesuai dengan kantong rakyat. Jadi Abon lele seharusnya punya potensi membuka kategori baru dari abon (kategori pasar).
Sama seperti susu murni adalah kategori yang diberikan pasar. Disitu sudah ada pemain-pemain sebelumnya. Agar tidak terjadi red ocean sebaiknya buat kategori baru mungkin warna dan rasa.
Nasi itu MUST HAVE, mie instan itu NICE TO HAVE. Saya merubah indomie dari NICE TO HAVE menjadi MUST HAVE lewat makanan sahur dan buka.
Kopi itu MUST HAVE.Permen itu NICE TO HAVE. Saya mengubah Kopiko dari NICE TO HAVE menjadi MUST HAVE lewat permen gantnya ngopi.
The name of the game is
POSITIONING Via ADDED VALUE
Selamat malam.
Saya sangat membutuhkan informasi mengenai perencanaan brand.
Jika ada yang mengetahui kontak pak Subiakto mohon segera dikirimkan kepada saya.