Kerja Nyata Laila Istiana Diana Savitri Menyalurkan Beasiswa

laila istiana diana savitri
Tokoh – Mahasiswa adalah manusia dewasa. Secara biologis, ia sudah matang. Secara pemikiran, seharusnya juga sudah matang. Sebagai pemuda, mahasiswa berjiwa pemberontak. Hal itu terlihat dari banyaknya demonstrasi mahasiswa di masa lalu yang dilakukan oleh mahasiswa. Demo-demo besar yang terjadi di tahun 1966, 1974, dan 1998 dipelopori oleh mahasiswa. Belum dihitung demo-demo sporadis dan lokal yang seperti tidak ada habisnya.
Jika diperhatikan, di masa Orde Baru, sebagian dari mereka yang duduk di kursi anggota legislatif dan penentu kebijakan di eksekutif adalah mahasiswa yang berdemonstrasi di tahun 1966 dan 1974. Sebut saja Cosmas Batubara dan Akbar Tanjung, politisi mapan yang sudah makan asam garam dunia mahasiswa dengan demo-demonya dan menghadapi demo-demo adik-adik mahasiswa. Siapa juga anggota legislatif dan para pejabat eksekutif sekarang? Sebagian di antaranya, tak lain tak bukan, adalah mereka yang dulu berdemonstrasi menurunkan Presiden Suharto.
Dari situ bisa terlihat betapa mahasiswa sebagai pemuda merupakan penentu nasib bangsa. Apa yang akan terjadi pada bangsa ini sepuluh atau dua puluh tahun mendatang bisa dilihat dari gerakan mahasiswa saat ini. Karena itu, penting bagi pemerintah dan para wakil rakyat saat ini untuk membimbing dan mengayomi mereka. Sebagai pemuda harapan bangsa, mahasiswa harus mendapatkan fasilitas yang memadai, terutama dalam pendidikan.
Mahasiswa harus terus menempuh pendidikan untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Namun, mahalnya biaya pendidikan saat ini menjadi kendala bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya. Bahkan, untuk mendaftar di perguruan tinggi pun mereka sudah terkendala biaya. Untuk itu, pemerintah telah menyediakan bantuan dana pendidikan bagi mahasiswa dan calon mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Bantuan dana pendidikan itu berupa program Bidikmisi dan Peningkatan Prestasi Akademik.
Sebagai anggota Komisi X DPR RI dari Partai Amanat Nasional, Laila Istiana Diana Savitri sangat peduli pada bidang pendidikan. Komisi X memang merupakan mitra kerja dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selama lima tahun duduk sebagai anggota DPR RI, Laila Istiana sudah menyalurkan bantuan dana pendidikan dari program Bidikmisi untuk 3.760 mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di daerah pemilihannya, yakni Wonogiri, Sragen, dan Karanganyar. Selain itu, Laila Istiana sudah menyalurkan dana beasiswa dari program Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) serta Bantuan Biaya Pendidikan (BPP) PPA untuk 940 mahasiswa per tahunnya.
Bidikmisi adalah dana bantuan pendidikan dari pemerintah yang diberikan kepada calon mahasiswa tidak mampu dan mahasiswa tidak mampu yang memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi sampai lulus tepat waktu. Setiap mahasiswa yang terpilih akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan sebesar Rp6,6 juta per semester. Biaya itu terdiri atas bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sebesar Rp2,4 juta dan bantuan biaya hidup sebesar Rp4,2 juta. Adapun PPA adalah beasiswa dari pemerintah yang ditujukan untuk mahasiswa aktif strata satu, diploma empat, dan diploma tiga. Mahasiswa yang terdaftar sebagai penerima beasiswa PPA dan BPP PPA mendapatkan dana tunai Rp400 ribu setiap bulannya.
Dengan payung hukum Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), Laila Istiana sebagai anggota DPR RI memperjuangkan aspirasi warga di daerah pemilihannya. Calon penerima dana bantuan pendidikan harus berasal dari keluarga tidak mampu namun memiliki prestasi baik secara akademis. Bila calon penerima Bidikmisi adalah mahasiswa dan siswa kelas 12 sekolah menengah atas yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, calon penerima beasiswa PPA haruslah mahasiswa aktif di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Penyaluran dana bantuan pendidikan bagi mahasiswa dari pemerintah harus tepat sasaran agar pemerataan kesempatan pendidikan yang merupakan cita-cita bangsa ini dapat cepat terlaksana. Jika aparat pemerintah dan anggota legislatif diisi orang-orang yang jujur dan amanah, program pemerintah itu niscaya bukan sekadar angin segar yang lewat begitu saja. Mahasiswa dan pemuda yang berkualitas akan menghasilkan bangsa masa depan yang juga berkualitas. Insya Allah.